Jumat, 13 Januari 2012

Memaksimalkan Produksi ASI


Mengingat manfaat ASI yang sedemikan penting untuk tumbuh kembang bayi, maka seyogyanya setiap bayi mendapat ASI secara maksimal, karenanya produksi ASI harus secara maksimal pula.
Bagaimana cara memaksimalkan produksi ASI ? Beberapa hal perlu diperhatikan:
  • Ibu harus siap untuk menyusui baik mental maupun fisik, artinya rasa percaya diri dan motivasi/keinginan untuk menyusui harus kuat. Lingkungan harus mendukung (suami, keluarga lain, tetangga, teman, tenaga kesehatan, dan lain sebagainya). Juga harus menjaga kesehatan diri dengan mengonsumsi makanan bergizi secara teratur, istirahat cukup, dan tetap beraktivitas.
  • Susuilah bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir (dalam 1 jam pertama), selanjutnya susui sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi.
  • Posisi menyusui diusahakan dengan baik dan benar. Posisi ibu dan bayi – saling berhadapan, perut bayi menempel padat tu buh bagian depan ibu. Kepala dan punggung bayi lurus dengan ditopang lengan ibu dan wajah berhadapan, mata saling menatap (kontak mata). Mulut bayi mencakup hampir seluruh bagian hitam payudara, bibir bawah ke arah luar (‘dower’).
  • Bayi dalam keadaan sehat / tanpa kelainan bawaan, baik di daerah mulut maupun pada organ tubuh lain, seperti jantung, paru atau saluran pencernaan, karena keadaan tersebut dapat mengurangi kemampuan bayi untuk menghisap payudara.
Menu makanan untuk ibu menyusui merupakan salah satu faktor yang sebaiknya diperhatikan terutama untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas ASI. Hal pertama yang perlu dilakukan oleh ibu yang sedang menyusui adalah :
  • Mencari bahan pangan yang dapat membantu kualitas dan kuantitas bayi.
  • Ibu yang baru melahirkan boleh mulai melangsingkan tubuh setelah 6 bulan. Pada fase ini bayi sudah mendapat makanan tam bahan. Tapi ingat, diet pun ada aturan mainnya! Pengertian dietnya pun bukan sekadar menurunkan berat badan, tapi juga mengatur pola makan. Bagaimana pun seorang ibu pasca melahir kan harus mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding wanita normal yaitu, sekitar 400-500 kalori.
  • Komposisi makanannya pun harus lengkap. Ada karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk karbohidrat, dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti, nasi, kentang, ubi, pisang, dan sukun. Karbohidrat simpleks (sederhana) seperti gula agar di kurangi dulu.
  • Protein dibutuhkan sekitar 1,2 gram per kilogram berat badan nya. Dengan catatan, 3/4 jenis proteinnya harus dipenuhi oleh protein hewani, seperti daging, ayam, ikan, dan susu. Semua protein tersebut sangat berguna untuk perkembangan optimal otak bayi yang mengalami pertumbuhan cepat dibanding organ-organ tubuh lainnya. Jikakalau berat badan ibu menyusui seberat 60 kg, maka asupan protein yang dibutuhkannya seki tar 70 gram.
  • Sedangkan lemak yang terdiri dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda, harus dikonsumsi secara seimbang. Dengan perbandingan 1:1:1. Jangan hanya dari minyak goreng, daging dan ikan, tapi juga dari kacang-kacangan. “Jangan lupa untuk tetap mengonsumsi vitamin dan mineral seperti, kalsium, vitamin D, zinc, zat besi, selenium dan lainnya.
  • Pasca melahirkan hingga 40 hari lazimnya disebut masa nifas. Pada masa ini, Ibu masih banyak mengeluarkan darah kotor untuk membersihkan rahim. Berdasarkan menu obat cina, bahan yang banyak digunakan untuk membersihkan darah kotor pasta melahirkan adalah angcao atau sering disebut buah kurma me- rah, banyak dijual di super market.
  • Di samping itu ibu juga perlu dorongan (booster) dari zat besi, kalsium, protein. Antara lain banyak terdapat pada jeroahan , seafood, daun hijau, kuning telur, madu, cokelat bubuk, agar-agar, susu, dan keju.
Source : requestartikel.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar