PENGERTIAN
Pembuluh arteri seperti juga organ – organ lain yang
dalam tubuh mengikuti proses umur(ketuaan)
dimana terjadi proses yang karakteristik seperti penebalan lapisan
intima, berkurangnya elastisitas penumpukan kalsium dan bertambahnya diameter
lapisan intima. Perubahan biasanya terjadi pada arteri yang besar.Lobstein yang
pertama menyebutnya arteriosclerosis. (Dede Kusuma dan Moectar Hanafi,2004)
Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Dimana bahan lemak
terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. (A.J. Ramadhan,
2010)
Angina pectoris tekanan
substernal, seperti diperas, konstriksi, dengan penjalaran biasanya ke lengan
kiri; biasanya terjadi saat aktivitas, terutama setelah makan atau mengalami
emosi yang meningkat. Khas menghilang dengan istirahat dan nitrogliserin(Lyndon
saputra,2007).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat
aliran darah ke otot jantung terganggu. Infark miokardium mengacu pada proses
rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga
aliran darah koroner berkurang. (A.J. Ramadhan, 2010)
Infark miokardium
mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak
adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.( Brunner & Sudarth, 2007)
ETIOLOGI
Arteriosklerosis. (Dede Kusuma dan
Moectar Hanafi,2004)
1.
Pengendapan kalsium
2. Penumpukan
lemak pada arteri
Angina(Lawrence M.
teierney,Jr,dkk,2006).
1.
Faktor
risiko angina yang tidak dapat dikendalikan
a.
Usia lanjut
b.
Jenis kelamin pria
c.
Predisposisis genetic
d.
Arteriosklerosis
2.
Faktor
resiko angina yang dapat diubah
a.
Merokok
b.
Hipertensi
c.
Hiperlipidemia
d.
Gangguan toleransi glukosa atau DM
e.
Obesitas
f.
Penggunaan kokain
g.
Depresi
Infrak miocard akut (Kasuari,
2002)
1. Berkurangnya
suplai oksigen ke miocard yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Faktor
pembuluh darah
1) Arteriosklerosis
2) Spasme
3) Arteritis
b. Faktor
sirkulasi
1) Hipotensi
2) Stenosis
aorta
3) Infusiensi
c. Faktor
darah
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) Polisitemia
2. Curah
jantung yang meningkat
a.
Aktifitas yang berlebih
b.
Makan terlalu banyak
c.
Emosi
d.
Hipertiroidisme
3. Kebutuhan
oksigen miocard meningkat
a. Kerusakan
miocard
b. Hipertopi
miocard
c. Hipertensi
diastolic
4.
Faktor predisposisi
a. Hipertensi
b. Usia
c. Jenis
kelamin
d. Obesitas
e. Diabetes
f. Merokok
g. Stress
psikologis berlebih
h. Emosi
PATOFISIOLOGI
Arteriosklerosis
Pada pembuluh koroner terjadi penonjolan yang di
ikuti dengan garis lemak pada intima pembuluh yang timbul sejak usia dibawah 10
tahun. Garis lemak ini awalnya timbul pada aorta dan arteri koroner. Pada umur
20 tahun ke atas garis lemak ini terlihat hamper pada semua orang, garis lemak
ini tumbuh jadi fibrous plaque yaitu suatu penonjolan
jaringan kolagen dan sel- sel nekrosis. Lesi ini padat, pucat dan berwarna
kelabu yang disebut arteroma. Plak fibrus timbul pada usia 30an . pada usia 40
tahun timbul lesi yang lebih kompleks dan timbul konsekuensi klinis seperti angina pektonis, infrak miocard , dan mati mendadak.
(Dede Kusuma dan Moectar Hanafi, 2004).
Angina
Angina
pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke
arterimiokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke
miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang
kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang
menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri (Asikin Hanifah, 2004).
Infrak
miocard akut
Dua jenis IMA adalah komplikasi hemidinamik dan
aritmia. Segera setelah terjadi IMA daerah miocard setempat akan memperlihatkan
penonjolan sistolik (diskinesia) dengan akibat penurunan ejection fraction, isi
sekuncup (strok volume) dan peningkatan volume ahir distolik vertikel kiri.
Tekanan ahir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium kiri
juga naik . peningakatan atrium kiri di atas 25 mmhg yang lama akan menyebabkan
transudasi cairan ke jaringan interstisium paru (gagal jantung).
Pemburukan
hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infrak,tetapi juga miokard
yang masih relatif baik akan mengadakan kompensasi,khususnya dengan bantuan
rangsangan adrenergic,untuk mempertahankan curah jantung,tetapi dengan akibat
peningakatan kebutuhan oksigen miocard. Kompensasi ini jelas tidak memadahi
bila daerah yang bersangkutan juga mengalami iskemia. Bila infrak kecil dan
miokard bekompensasi dengan masih normal, pemburukan hemodinamik akan minimal.
Sebaliknya bila infrak luas dan miocard harus berkompensasi sudah buruk akibat
iskemia, tekanan ahir diasatolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung
terjadi. Sebagai akibat IMA akan terjadi perubahan bentuk serta ukuran
ventrikel kiri dan tebal jantung yang
terkena ataupun yang tidak terkena infrak.
Perubahan
tersebut menyebabkan remodeling ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi
fungsi ventrikel dan timbulnya aritma.
Pasien
IMA umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis denganakibat kecenderungan meningkatnya
bradiaritma , sedangkan peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior akan
mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infrak. (Lawrence
M.Tierney,Jr.2006)
KLASIFIKASI
Gray, H huon,dkk.2006
1. Angina
Pektonis Stabil
Terjadi karena sumbatan
anatomic berupa arteriosclerosis koroner sehingga aliran darah koroner tidak
dapat memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat. Pola sakit dadanya dapat
dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan dan oleh faktor – faktor pencetus
tertentu, dalam 30 hari terahir tidak ada perubahan dalam hal frekuensi
2. Angina
variant
Terjadi karena
vasospasme arteri koroner.
3. Angina
Pektonis tidak stabil
Terjadinya perubahan -
perubahan pola : meningkatnya frekuensi , parahnya atau lama sakitnya dan
faktor pencetusnya. Angina timbul pada waktu istirahat atau kegiatan yang
sedikit saja.
TANDA DAN GEJALA
Arteriosklerosis
(A.J. Ramadhan, 2010)
Sebelum
terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis
biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi
terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat
lainnya.
Angina(Asikin Hanifah, 2004)
1.
Nyeri dada dan leher
2.
Sesak nafas
3.
Gangguan kesadaran
IMA(Lawrence M.Tierney,Jr.2006)
1.
Tanda
a.
Umum
: pasien biasanya tampak cemas
dan sering banyak berkeringat. Frekuensi jantung dapat bervariasi dari
bradikardi ( paling sering pada infrak inferior) sampai takikardi akibat
aktifitas sistim saraf simpatis, curah jantung yang rendah, demam sub febril
,dapat muncul setelah 12 jam dan menetap selama beberapa hari.
b.
Dada ; lapangan paru yang bersih prognosisnya baik. Tapi
biasanya terdengar bunyi rales pada basis paru dan bukan berarti gagal jantung.
c.
Jantung :
pemeriksaan fisik jantung, distensi vena jugularis
2.
Gejala
a.
Nyeri infrak : pada asebagian pasien
infrak terjadi pada saat beristirahat , tidak seperti serangan angina ,dan
lebih sering pada dini hari. Lokasi dan penjalaran nyerinya sama dengan angina
tapi lebih berat serta bertambah cepat sesuai intensitas maksimumnya dalam
beberapa menit dan bertambah berat sampai beberapa jam .
b.
Gejala penyerta : berkeringat dingin,
lemas , cemas ,dispnea, ortopnea, batuk , wheezing , mual dan muntah.
PENATALAKSANAAN
Arteriosklerosis
Farmakoterapi
1.
Nitrat (obat pertama yang dipilih untuk
mengurangi angina pektonis)
Nitrat
dapat mengurangi serangan angina atau nyeri dada yang disebabkan oleh
arteriosklerosis sehingga obat ini tepat untuk diberikan.
2.
Aspirin ,ticlopidin dan clopidogrel atau
anti koagualn bias diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya pembekuan
darah.
3.
Modifikasi
diet (mengurangi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol)
Pembedahan bila tindakan diatas tidak berhasil mengontrol
angina
1.
Angioplasti koroner trasluminal perkutan (PTCA)
Dilakukan
untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang terdapat endapan lemak.
2.
Tandur
bypass arteri koroner (CABG)
Merupakan
prosedur yang sangat invasive, dimana arteri atau vena yang normal dari
penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang telah
tersumbat
3.
Enarteroktomi
Pembedahan untuk
mengangkat endapan.
Angina (Lawrence
M.Tierney,Jr.2006)
Farmakoterapi
angina
1.
Beta-blocker
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine
pada jantung dan organ lainnya .Beta-blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan
aktivitas, Beta-blockerr membatasi peningkatan denyut jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
2.
Nitrat (contohnya nitroglycerin).
Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam
bentuk short-acting dan long-acting.
Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah (sublingual)
biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya
berlangsung selama 30 menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau
semprotan nitroglycerin setiap saat.
3.
Antagonis kalsium
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang
arteri koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant
angina. Beberapa antagonis kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama Betablocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi
(denyut jantung yang sangat cepat).
4.
Antiplatelet (contohnya aspirin)
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan
untuk terjadinya pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet
terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini (trombosis)
bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi serangan jantung. Aspirin
terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam dinding pembuluh
darah, jadi aspirin
mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.
IMA(Lawrence M.Tierney,Jr.2006)
1.
Istirahat total.
2.
Diet
makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
4. Atasi
nyeri :
a. Morfin
2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b.
Lain-lain
: nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
c. Oksigen
2-4 liter/menit.
d. sedatif
sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat ditambah
flurazepam 15-30 m
5.
Antikoagulan :
a. Heparin
20.000-40.000 U/24 jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan atas indikasi
b. Diteruskan
asetakumoral atau warfarin
c. Streptokinase
/ trombolisis
6.
Pengobatan ditujukan sedapat mungkin
memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih,
trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis,
kematian dapat diturunkan sebesar 40%.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Lawrence
M.Tierney,Jr.2006 , Asikin Hanifah, 2004
Pengkajian
Primer
1.
Airways
a.
Sumbatan atau penumpukan sekret
b.
Wheezing atau krekles
2.
Breathing
a.
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b.
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c.
Ronchi, krekles
d.
Ekspansi dada tidak penuh
e.
Penggunaan otot bantu nafas
3.
Circulation
a.
Nadi lemah , tidak teratur
b.
Takikardi
c.
TD meningkat / menurun
d.
Edema
e.
Gelisah
f.
Akral dingin
g.
Kulit pucat, sianosis
h.
Output urine menurun
Pengkajian Sekunder
1.
Aktifitas
Gejala :
a.
Kelemahan
b.
Kelelahan
c.
Tidak dapat tidur
d.
Pola hidup menetap
e.
Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
a.
Takikardi
b.
Dispnea pada istirahat atau aktifitas.
2.
Sirkulasi
Gejala: :
Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
a. Tekanan
darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
b.
Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).
c. Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel.
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel.
d.
Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
e.
Friksi ; dicurigai Perikarditis
f.
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
g.
Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
h.
Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3.
Integritas ego
Gejala:
Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja, keluarga.
Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja, keluarga.
Tanda:
Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri.
Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri.
4.
Eliminasi
Tanda:
Normal, bunyi usus menurun.
Normal, bunyi usus menurun.
5.
Makanan atau cairan
Gejala:
Mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar
Mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar
Tanda:
Penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
Penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan
6.
Higiene
Gejala
atau tanda :
Kesulitan melakukan tugas perawatan
Kesulitan melakukan tugas perawatan
7.
Neurosensori
Gejala:
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda:
Perubahan mental, kelemahan
Perubahan mental, kelemahan
8.
Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
a.
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral).
b.
Lokasi:
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
c.
Kualitas:
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.
d.
Intensitas:
Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
9.
Pernafasan:
Gejala :
a.
Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
b.
Dispnea nokturnal
c.
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
d.
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
a.
Peningkatan frekuensi pernafasan
b.
Nafas sesak / kuat
c.
Pucat, sianosis
d.
Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
10. Interaksi
sosial
Gejala :
a.
Stress
b.
Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal :
penyakit, perawatan di RS
Tanda :
a.
Kesulitan istirahat dengan tenang
b.
Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
c.
Menarik diri
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Nanda,2005-2006. Doenges M.E Moorhouse, 2000. nursingbegin.com,2010.
Barbara Engram,2001. Teguh Subagyo,2010.
1. Nyeri
berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai
dengan:
a.
nyeri dada dengan/tanpa penyebaran
b.
wajah meringis
c.
gelisah
d.
perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan :
Nyeri
berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria
Hasil :
a.
Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau
dari 2 ke 1
b.
ekpresi wajah rileks/tenang, tak tegang
c.
tidak gelisah
d.
nadi 60-100x / menit,TD 120/80 mmHg
Intervensi :
a.
Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan
rasa nyeri dada.
b.
Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada
serangan dan istirahat.
c.
Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas
dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
d.
Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya (2-4L
/ menit)
e.
Monitor tanda-tanda vital (nadi & tekanan darah)
tiap dua jam.
f.
Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian
analgetik.
2. Resiko
penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor listrik,
penurunan karakteristik miokard.
Tujuan :
Curah jantung
membaik/stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Kriteria
Hasil :
a.
Tidak ada edema
b.
Tidak ada disritmia
c.
Keluaran urin normal
d.
TTV dalam batas normal
Intervensi :
a.
Pertahankan tirah baring selama fase akut
b.
Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP,
TD
c.
Monitor keluaran urin
d.
Kaji dan pantau TTV tiap jam
e.
Kaji dan pantau EKG tiap hari
f.
Berikan oksigen sesuai kebutuhan
g.
Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai
indikasi
h.
Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai
advis
i.
Berikan makanan sesuai diitnya
- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan:
a.
Daerah perifer dingin
b.
EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead
tertentu
c.
RR lebih dari 24x / menit
d.
Kapiler refill lebih dari 3 detik
e.
Nyeri dada
f.
Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung &
kongestif paru (tidak selalu)
g.
HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80 AGD dengan:
pa O2 < 80 mmHg,
pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
h.
Nadi lebih dari 100x / menit
i.
Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST,
LDL/HDL
Tujuan :
Gangguan
perfusi jaringan berkurang/tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan di
RS.
Kriteria Hasil
:
a.
Daerah perifer hangat
b.
Tidak sianosis
c.
Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
d.
RR 16-24x / menit
e.
Tidak terdapat clubbing finger
f.
Kapiler refill 3-5 detik
g.
Nadi 60-100x / menit
h.
TD 120/80 mmHg
Intervensi :
a.
Monitor Frekuensi dan irama jantung
b.
Observasi perubahan status mental
c.
Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
d.
Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
e.
Kolaborasi: berikan cairan IV sesuai indikasi
f.
Pantau pemeriksaan diagnostik dan laboratorium misal
EKG, elektrolit, GDA
(Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ) dan pemberian oksigen
(Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ) dan pemberian oksigen
- Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium/retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
Tujuan :
Keseimbangan
volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan di RS
Kriteria
Hasil :
a.
Tekanan darah dalam batas normal
b.
Tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen
c.
Paru bersih
d.
Berat badan ideal (BB ideal TB -100 - 10 %)
Intervensi :
a.
Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran,
sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan
b.
Observasi adanya oedema dependen
c.
Timbang BB tiap hari
d.
Pertahankan masukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam
toleransi kardiovaskuler
e.
Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan
diuretik.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
Tujuan :
Terjadi
peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan
selama di RS
Kriteria
Hasil :
a.
Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan
klien
b.
Frekuensi jantung 60-100x / menit
c.
TD normal
Intervensi :
a.
Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD
selama dan sesudah aktifitas
b.
Tingkatkan istirahat (di tempat tidur)
c.
Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan
aktifitas sensori yang tidak berat.
d.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas,
contoh bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1
jam setelah makan.
e.
Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak
toleran terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.
- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar-kapiler (atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan/perdarahan aktif) ditandai dengan :
a.
Dispnea berat
b.
Gelisah
c.
Sianosis
d.
Perubahan GDA
e.
Hipoksemia
Tujuan :
Oksigenasi
dengan GDA dalam rentang normal (Pa O2 < 80 mmHg, Pa CO2
> 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg) setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama di RS.
Kriteria
hasil :
a.
Tidak sesak nafas
b.
Tidak gelisah
c.
GDA dalam batas Normal (Pa O2 < 80 mmHg,
Pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg)
Intervensi :
a.
Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan
otot bantu pernafasan
b.
Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak
adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
c.
Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan
jalan nafas misalnya, batuk, penghisapan lendir dll.
d.
Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai kebutuhan/toleransi
pasien
e.
Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/kelelahan
selama kerja atau tanda vital berubah.
- Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan ancaman kematian
Tujuan :
Cemas
hilang/berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria
Hasil :
a.
Klien tampak rileks
b.
Klien dapat beristirahat
c.
TTV dalam batas normal
Intervensi :
a.
Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap
ansietas
b.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
c.
Ajarkan tehnik relaksasi
d.
Minimalkan rangsang yang membuat stress
e.
Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan
dan peralatan
f.
Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien
berbincang-bincang dengan suasana tenang
g.
Berikan support mental
h.
Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
kaka boleh minta daftar pustakanya gak
BalasHapus