- DEFINISI
Kanker harus semakin diwaspadai mengingat
jumlah penderitanya yang terus bertambah. Jenis kanker pun semakin banyak dan
hampir semua organ tubuh bisa terkena. salah satunya adalah kanker lambung.
Penyakit ini, memang jumlah penderitanya di Indonesia masih sangat kecil,
tetapi seperti jenis kanker lainnya, kanker lambung sulit untuk disembuhkan.
Tumor jinak di lambung tidak menimbulkan
gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan
atau berkembang menjadi kanker. Sekitar 99% kanker lambung adalah
adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot
polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun. Di
Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS,
lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang
tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no. 7, yang terjadi pada
sekitar 8 dari setiap 100.000 orang ( Rudi Prasetyo,2008).
Ca lambung merupakan neoplasma maligna yang
ditemukan dilambung. Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan
lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari
kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker. ( Khaidir
Muhaj,2009 ).
Tumor jinak di lambung agaknya tidak
menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami
perdarahan atau berkembang menjadi kanker.
Sekitar 99% kanker lambung adalah
adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot
polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker
lambung sering sekali ditemukan. Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin,
orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab
kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang (
Admin,2010 ).
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna
yang ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan
limfoma malignansi. Diketahui bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum terjadi
pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang mengalami
anemia pernisiosa.
Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus
yang dihubungkan dengan ca lambung, banyak faktor yang tampak berhubungan
dengan perkembangan penyakit ini seperti inflamasi lambung kronik, anemia
pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor keturunan (Ns Nurhayati, S.Kep ).
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang
terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Patologi,
dr. Achmad Tjarta,2002).
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang
terdapat pada Gaster (R. Simadibrata, 2000).
- ETIOLOGI
Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum
bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung,
kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya
terbentuk. Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus
duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung. Penyebab kanker
lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh dua warga
Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin Warren
dan Barry J. Marshall. Kebanyakan penderita kanker lambung datang ke dokter
sudah dalam kondisi stadium akhir. Bahkan di Amerika Serikat, hanya 10-20
persen penderita yang diketahui datang ke dokter pada stadium awal. Akan
tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di dalam lambung masih
belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya
pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Juga
gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan
makanan yang dibakar (barbeque). Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang
berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan
pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis
polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang
jumlahnya lebih dari 1. Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam
pertumbuhan kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi :
a.
asupan garam yang tinggi.
b.
asupan karbohidrat yang tinggi.
c.
asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi.
d.
asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
e.
ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah,
lambung kronis.
Namun para penyelidik berpendapat bahwa
komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster.
Makanan tersebut seperti ;
f.
Gastritis kronis.
g.
Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
h.
Herediter.
i.
Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau
dibakar atau diasapkan.
j.
Sering makan makanan yang terlalu pedas.
k.
Kurang makanan yang mengandung serat.
l.
Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik
Ada yang timbul sebagai hubungan dengan
konsumsi garam yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dlam diet tinggi
protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen
seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade
lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan
terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu, sayuran, buah, juice,
daging sapid an ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang diawetkan, garam,
rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan dan vit C (dlm buah
segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Factor genetic mungkin memainkan peranan
dalam perkembangan kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu
dgn gol.darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal,
hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.
- KLASIFIKASI
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan
hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat
dibagi atas :
1.
Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa
dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak
rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
2.
Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
a.
Tipe II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti
tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b.
Tipe II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada
mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.
c.
Tipe II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan
pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.
3.
Tipe III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c,
dan tipe II a dan tipe II c.
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut
klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1.
Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga
disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2.
Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan
tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus
terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa
sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
3.
Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat
bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4.
Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat
batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
- MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal
dari kanker lambung sering tidak nyata karena kebanyakan tumor ini dikurvatura
kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ggn fungsi lambung. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yg hilang dgn antasida dapat
menyerupai gejala pd pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen,
konstipasi, anemia dan mual serta muntah ( Harnawati,2008 ).
a.
Bercak darah dalam tinja merupakan salah satu
tanda-tanda menderita kanker perut Adanya darah saat membagikan feses juga
disebabkan oleh kondisi lain,. Tapi untuk kanker perut itu adalah salah satu
gejala yang paling indikatif. Juga, itu adalah gejala yang dihubungkan ke
beberapa jenis kanker. Ketika ada tumor hadir di perut, mungkin menyebabkan
darah mengalir keluar melalui tinja.
b.
Penderitaan dari rasa sakit konstan dalam perut
merupakan gejala dari kanker lambung. Hal ini bisa apa saja dari rasa sakit
ringan sampai nyeri kram parah. Jenis rasa sakit biasanya ada di daerah atas
perut.
c.
Konstan dengan mual muntah, terutama setelah Anda makan
adalah tanda kanker lambung. mual mungkin gigih dan hadir untuk jangka waktu
yang panjang. Hal ini pernah berhubungan dengan demam atau sakit kepala. Jenis
mual sering menunjukkan masalah kesehatan serius.
d.
Kehilangan nafsu makan tanpa alasan adalah tanda lain
yang cukup sering terlihat pada orang yang menderita dari kanker terdiagnosis dalam
lambung. Beberapa orang mungkin mengalami kembung di daerah perut bahkan jika
mereka tidak makan apa-apa. Kebiasaan usus dapat berubah drastis.
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan
sering tidak dihiraukan. Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan
dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau
tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah
lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh
kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia
bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala
lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak
(hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba
adanya massa pada dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil
bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit
kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang
bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang,
sehingga terjadi patah tulang ( Admin,2010 ).
- PENATALAKSANAAN
1.
Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara di bawah
ini, untuk mengurangi risiko kanker perut dengan membuat perubahan kecil
kehidupan sehari-hari Anda. Sebagai contoh, cobalah untuk:
a.
Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk
memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih
berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berwarna.
b.
Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda
makan. Lindungi perut Anda dengan membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan
cara lain untuk penyedap makanan yang tidak menambahkan natrium.
c.
Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika
Anda tidak merokok, jangan mulai. Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan
juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga
mintalah bantuan dokter.
d.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker
perut. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko kanker perut, seperti
anemia, maag dan perut polip. Jika Anda telah didiagnosa dengan salah satu
kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini mempengaruhi risiko
kanker perut. Bersama Anda dapat mempertimbangkan periodik endoskopi untuk
mencari tanda-tanda kanker perut. Tidak ada pedoman untuk menentukan siapa yang
harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam
beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko Anda cukup tinggi
bahwa manfaat dari skrining lebih besar daripada potensi resiko.
2.
Pengobatan
a.
Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung,
tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan
hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih
baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama
bahkan bisa sembuh total.
b.
Reseksi bedah.
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan
terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab
sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil
bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan
lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa
secukupnya.
c.
Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote,
fluorosil, mitomisin C, doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin
dengan hasil 18 – 30 %.
d.
Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang
berfunsi untuk menggantikan nutrisi karena kanker lambung ini. Karena kanker
lmbung ini proses penyerapan nutrisi yang terjadi di lambung terganggu dan
mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang diperlukan. Maka diberikan
hiperalimentasi ini.
3.
Perawatan
a.
Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi,
observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai beberapa hari
setelah tanda dan gejala terjadi, dan 7 hari setelah dilakukan operasi untuk
mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
b.
Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan
perubahan2 posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik
dan dekubitus.
4.
Diet
a.
Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau
bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus
dan perforasi usus.
b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan
padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran
dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien.
- PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan
fisik
1.
Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
a.
Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
b.
Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang
dilakukan
c.
Lingkungan tempat tinggal klien
d.
Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
e.
Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah :
merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.
2.
Nutrisi metabolik
a.
Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang
dikonsumsi sehari
b.
Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan nutrisi
c.
Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi
obat-obatan tertentu.
d.
Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
e.
Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas,
dingin)
f.
Adanya makanan tambahan
g.
Nafsu makan berlebih/kurang
h.
Kebersihan makanan yang dikonsumsi
3.
Eliminasi
a.
Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik,
ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
b.
Adanya mencret bercampur darah
c.
Adanya Diare dan konstipasi
d.
Warna feses, bentuk feses, dan bau
e.
Adanya nyeri waktu BAB
4.
Aktivitas dan latihan
a.
Kebiasaan aktivitas sehari hari
b.
Kebiasaan olah raga
c.
Rasa sakit saat melakukan aktivitas
5.
Tidur dan istirahat
a.
Adanya gejala susah tidur/insomnia
b.
Kebiasaan tidur per 24 jam
6.
Persepsi kognitif
a.
Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu
dan orang
b.
Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
c.
Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
d.
Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu
7.
Persepsi dan konsep diri
a.
Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
8.
Peran dan hubungan dengan sesame
a.
Klien hidup sendiri/keluarga
b.
Klien merasa terisolasi
c.
Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat
9.
Reproduksi dan seksualitas
a.
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan
seksualitas
b.
Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
10. Mekanisme
koping dan toleransi terhadap stess
a.
Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
b.
Mekanisme koping yang biasa digunakan
c.
Respon emosional klien terhadap status saat ini
d.
Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
11. Sistem
kepercayaan
Agama yang
dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu
Pemeriksaan diagnostic
1. Seri GI atas menunjukkan massa padat
2. Scan CT abdomen menunjukkan massa padat
3. Pemeriksaan endoskopi memberi visualisasi
langsung terhadap lesi dan memungkinkan pengambilan spesimen untuk biopsi dan
pemeriksaan sitologi
4. JDL menunjukkan anemia (hb, hmt, dan
jumlah sel darah di bawah normal)
- DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.
Diagnosa Keperawatan
a.
Pre-Op
a)
Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel
kanker
b)
Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
c)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan
d)
Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.
- Post-Op
a)
Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh
anastesi.
b)
Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder
terhadap prosedur invasif atau intervensi operasi.
c)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status puasa.
d)
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan
kerentanan sekunder terhadap prosedur invasive.
e)
Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang
hasil pengobatan kanker.
2.
Rencana Keperawatan
a.
Pre-Operasi
Dx 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel
kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:
1.
Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Alasan: mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk
intervensi selanjutnya
2.
Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah,
cemas)
Alasan: dengan mengetahui faktor penyebab nyeri
menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3.
Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Alasan: tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Alasan: analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dx 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1.
Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien
Alasan: pasien kooperatif dalam segala tindakan dan
mengurangi kecemasan pasien
2.
Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan
perasaan akan ketakutannya
Alasan: untuk mengurangi kecemasan
3.
Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat
tentang diagnosa medik
Alasan: memberikan informasi yang perlu untuk memilih
intervensi yang tepat
4.
Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong
mengekspresikan perasaan
Alasan: dukungan memampukan pasien memulai membuka/
menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah
dilakukan keperawatan
Kriteria Hasil :
a.
Nutrisi klien terpenuhi
b.
Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1.
Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2.
Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu
meningkatkan nafsu makan klien.
3.
Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan
dan mengurangi mual.
4.
Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi
vitamin larut dalam lemak
Dx 4. Intoleransi beraktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Intoleransi aktivitas
teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
Klien menunjukkan peningkatan
toleransi dalam beraktivitas yang ditandai tidak mengeluh lemas, klien
beraktivitas secara bertahap.
Rencana Tindakan :
1.
Sediakan waktu istirahat yang cukup.
Alasan: Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan
membantu dalam proses penyembuhan.
2.
Kaji keluhan klien saat beraktivitas.
Alasan: Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.
3.
Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
Alasan: Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.
4.
Bantu memenuhi kebutuhan klien.
Alasan: Terpenuhinya kebutuhan klien.
b.
Post-Operasi
Dx 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d
adanya pengaruh anastesi.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a.
Suara nafas vesikuler
b.
Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahan
Rencana tindakan :
1.
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas
misalnya mengi, krekels, ronchi.
Alasan: Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan
obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak dimanifestasikan adanya bunyi nafas
adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah (bronkitis), bunyi nafas redup
dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas (asma berat).
2.
Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio
inspirasi/ekspirasi.
Alasan: Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan
dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/adanya proses infeksi akut.
Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding
inspirasi.
3.
Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar
udara”, gelisah, ansietas, distress pernafasan, penggunaan otot bantu.
Alasan: Disfungsi pernafasan adalah variabel yang
tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan
perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.
4.
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya
peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
Alasan: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja,
bantal, dll membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi
dada.
5.
Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu,
asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu.
Alasan: Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang
dapat, mentriger episode akut.
6.
Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.
Alasan: Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk
mengatasi dan mengontrol dyspnea dan menurunkan jebakan udara.
7.
Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk
pendek, basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.
Alasan: Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,
khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau kelemahan. Batuk paling efektif
pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada.
8.
Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti
makanan.
Alasan: Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret.
Mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme
bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan
pada diafragma.
Dx 2. Nyeri berhubungan dengan
interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi operasi.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai
hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang
sampai dengan hilang
Rencana Tindakan :
1.
Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
Alasan: mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk
intervensi selanjutnya
2.
Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah,
cemas)
Alasan: dengan mengetahui faktor penyebab nyeri
menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri
3.
Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Alasan: tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Alasan: analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi
setelah dilakukan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a.
Nutrisi klien terpenuhi
b.
Mual berkurang sampai dengan hilang.
Rencana tindakan :
1.
Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
hangat.
Alasan: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2.
Kaji kebiasaan makan klien.
Alasan: Jenis makanan yang disukai akan membantu
meningkatkan nafsu makan klien.
3.
Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Alasan: Tarik nafas dalam membantu untuk
merelaksasikan dan mengurangi mual.
4.
Timbang berat badan bila memungkinkan.
Alasan: Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Alasan: Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi
vitamin larut dalam lemak
Dx 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
a.
Tidak ada tanda-tanda infeksi.
b.
Proses penyembuhan luka tepat waktu.
Rencana tindakan:
1.
Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil,
berkeringat.
Alasan: Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya
sepsis.
2.
Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus,
eritema.
Alasan: Deteksi dini terjadinya proses infeksi.
3.
Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang
terdekat.
Alasan: Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan
dukungan emosi, membantu mengurangi ansietas.
4.
Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.
Alasan: Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan
bakteri.
Dx 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian
tentang hasil pengobatan kanker
Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1.
Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien
Alasan: pasien kooperatif dalam segala tindakan dan
mengurangi kecemasan pasien
2.
Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan
perasaan akan ketakutannya
Alasan: Untuk mengurangi kecemasan
3.
Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat
tentang diagnosa medik
Alasan: Memberikan informasi yang perlu untuk memilih
intervensi yang tepat
4.
Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong
mengekspresikan perasaan
Alasan: Dukungan memampukan pasien memulai membuka/
menerima kenyataan penyakit dan pengobatan
Dx 6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah
dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan
keadaan penyakitnya.
Rencana tindakan :
1.
Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap
penyakit dan penanganannya.
Alasan: Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
2.
Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
Alasan: Support keluarga membantu dalam proses
penyembuhan.
3.
Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan
perencanaan perawatan di rumah.
Alasan: Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan
adaptasi di rumah.
4.
Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
Alasan: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan
dalam proses adaptasi.
nice post
BalasHapus