Alpen: Efek perubahan iklim dan
pemanasan global seperti bumerang bagi manusia. Dampak perubahan iklim yang
begitu nyata dampaknya terlihat di daerah pegunungan. Seperti fenomena
mencairnya gletser di pegunungan Alpen, Swiss. Suhu pada abad ke-20 di Alpen
meningkat dua kali dari rata-rata suhu global. Hingga hari ini gletser di Swiss
menyusut rata-rata hampir 10 meter per tahun. Terlebih lagi, dengan intensitas
hujan yang lebih banyak dan angin lebih kuat di negara tersebut.
Dua gletser besar menjulang di
atas pegunungan Alpen yaitu Aletsch dan Fiescher. Dua gletser ini menjadi teror
tersendiri bagi warga yang tinggal di bawah pegunungan. Ketika potongan gletser
Aletsch jatuh lalu masuk ke dalam Danau Märjelen yang terletak di antara dua
gletser, maka danau tersebut akan meluap. Diperkirakan sekitar 10 juta meter
kubik air akan mengalir menyusuri lembah di bawahnya.
Dengan volume air sebanyak itu
tentunya akan membanjiri dan merusak permukiman penduduk, bahkan dapat
merenggut nyawa mereka. Para penduduk yang tergolong warga miskin ini tidak
memiliki pilihan lain selain membangun kembali hunian mereka.
Gletser ini mulai surut pada
1860-an dan terus menyusut hingga hari ini. Gletser Aletsch saat ini memiliki
panjang sekitar 21 kilometer dengan kedalaman sekitar 900 meter. Kondisi ini
telah meyusut sebesar lima kilometer pada panjang dan kedalamannya berkurang
200 meter sejak 1864. "Kita berdoa agar es surut dan doa kita
terkabul," kata Herbert Volken, pemandu gunung dan Wali Kota Conches,
sebuah distrik yang meliputi Fiesch.
Tidak jauh dari Kota Fiesch,
terdapat Gletser Giesen di mana telah terdapat celah raksasa dan berisiko
runtuh. Seandainya gletser tersebut runtuh maka akan mengenangi desa-desa yang
ada di bawahnya.
Mungkin tidak terpikirkan,
ketika sepotong gletser mencair dapat mengubah posisi wilayah sebuah negara. Di
Zermat, akibat pergesaran gletser maka pemerintah Swiss dan Italia harus
melakukan negosiasi perbatasan wilayah mereka.
Dampak perubahan iklim pada
akhirnya dirasakan luas lagi. Karena Gletser Aletsch dan Fiescher dan beberapa
gletser kecil lainnya merupakan sumber dari sungai Rhone, yang merupakan salah
satu sungai penting di Eropa. Jika gletser tersebut mencair secara berlebihan,
bukan tidak mungkin akan berdampak pada hampir seluruh wilayah Eropa.
Hanspeter Holzhäuser, ahli
geografi yang mempelajari sejarah gletser di University of Bern, Jerman,
mengungkapkan, panjang Gletser Aletsch berkurang sekitar 23 meter dalam satu
tahun. Ia menganalisa peristiwa fluktuasi gletser selama ribuan tahun
menggunakan catatan sejarah yang ada. Dengan menganalisa inti es, fosil tanah,
dan kayu-kayu yang terperangkap di dalamnya, ia menyimpulkan kebanyakan
dipengaruhi oleh variasi iklim.
Warga di sekitar pegunungan
Alpen memiliki prosesi khusus untuk mencegah gletser mencair. Mereka mendaki ke
puncak gunung menuju gereja kecil yang berada di pegunungan, lalu mereka
memanjatkan doa guna mencegah meluasnya pencairan gletser..
Meski demikian, warga sekitar
juga mengalami dilema. Sebab, jika gletser tidak mencair maka mereka harus
menanggung risiko mengenai kurangnya ketersediaan air minum, energi, pakan
ternak, dan air untuk mencegah kebakaran hutan.
Masalah lain akibat
berkurangnya gletser yang mencair dapat berdampak pada berkurangnya jumlah
wistawan yang merupakan sumber utama pendapatan daerah. Terlebih saat ini
mereka tengah mengencangkan ikat pinggang karena resesi dan krisis ekonomi yang
menimpa zona euro.