Prof.
Soekarja Somadikarta mengatakan perilaku burung dan hewan-hewan liar bisa
memberi tahu manusia tentang perubahan iklim yang terjadi di dunia.
"Hewan
liar sangat peka terhadap perubahan iklim, lebih-lebih pemanasan global. Banyak
jenis serangga yang biasanya hidup di dataran rendah sudah beralih ke dataran
yang lebih tinggi," kata Soekarja Somadikarta dalam orasi ilmiahnya pada
Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XII di Auditorium Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Selasa.
Prof
Soma -panggilan akrab Soekarja Soemadikarta- menyampaikan orasi ilmiah berjudul
"Pendidikan dan Perkembangan Ilmu di Indonesia" sebagai pembicara
pada Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XII dalam rangka ulang tahun LIPI.
Dalam
orasinya itu, Soma juga mengatakan bahwa spesimen biota yang tersimpan di
museum juga bisa menerangkan tentang perubahan iklim, asalkan keterangan yang
tertulis pada label yang menyertai dicatat secara benar dan jujur.
Menurut
pakar ornitologi atau taksonomi burung itu, beberapa spesimen burung yang ada
di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) menunjukkan bahwa burung yang seharusnya
berada di belahan bumi utara berpindah ke kawasan khatulistiwa di luar masa
migrasi.
"Burung
Kepinis yang saya tangkap di Banjarmasin pada 4 Maret 1970 kemungkinan dapat
menduga bahwa musim dingin yang panjang pada 1969-1970 di belahan bumi utara.
Pada saat itu, seharusnya mereka sudah bermigrasi ke utara," katanya.
Namun,
untuk meneliti lebih jauh tentang hubungan perilaku hewan liar dan perubahan
iklim, dia mengatakan perlu ada penelitian yang terpadu antara pakar zoologi
dengan klimatologi. Apalagi, perubahan iklim telah menarik perhatian berbagai
cabang ilmu.
"Saya
bukan pakar klimatologi, jadi saya tidak bisa menjawab bila ditanya bagaimana
kondisi perubahan iklim global saat ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar